MAKASSAR,FAJAR-Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muslim Indonesia (UMI) berkomitmen menjadi bagian dari memitigasi isu climate change atau perubahan iklim.

Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menggelar konferensi internasional bertajuk Ekonomi Terbarukan untuk Mitigasi Perubahan Iklim demi Keberlanjutan. Dirangkaikan dengan merayakan milad ke 60 FEB UMI secara hybrid di Auditorium Al-Jibra UMI, Senin, 7 November.

Ketua Pelaksana Konferensi Internasional FEB UMI, Dr. Tenriwaru, menuturkan kegiatan ini bentuk komitmen FEB UMI menjadi bagian dari mitigasi perubahan iklim. Bentuk inisiasi sebagai akademisi untuk bisa meminimalisir dan mengatasi dampak dari perubahan iklim seperti masalah krisis energi yang berdampak pada banyak hal seperti krisis ekonomi dan pangan.

“Sehingga kita mau dengan acara ini bisa meliterasi orang-orang bahwa banyak hal-hal yang bisa kita lakukan misalnya jangan buang sampah sembarangan, hemat dan bijaksana dalam menggunakan energi,” terang Tenri.

Pembangunan berkelanjutan bukan hanya memerhatikan sektor ekonomi tetapi sektor sosial karena selama ini orientasi individu dan perusahaan bekerja hanya untung semata-mata dan tidak memperhatikan lingkungan pada akhirnya mempercepat perubahan iklim.

“Jadi perhatikan dulu aspek lingkungannya dan bagaimana lingkungan tetap sustainable, bagaiamana lingkungan meletigimasi kehadiran kita. Kita sebagai akademisi bisa memberi rekomendasi model-model pembangunan berkangka panjang kepada pengambil keputusan dan dari hasil pemikiran tersebut bisa memberi kontribusi,” harapnya.

Ada lima narasumber dilibatkan, Prof Muliaman D Haddad dari negara Swiss, Prof Andrew Beer dan Faisal Abdullah dari Australia, Dr Marlia Mohd Hanafiah dari Malaysia, Prof Dileep Kumar M dari Nigeria, dan dari Indonesia Prof Hatta Fattah sebagai Wakil Rektor 5 UMI.

“Dari keenam narasumber akan di desiminasi terkait apa kontribusi kita terhadap meminimalisir dampak perubahan iklim dan apa energi terbarukan yang bisa kita gunakan untuk kita bisa tetap survive jika terjadi masa-masa krisis,” tutur Tenri.